Pessimism, Hope, and Destiny

Pessimism, Hope, and Destiny

By
Ketakutan mencoba hal baru benar-benar nyata kala itu. "Susah", "Lama kelarnya", dan stigma-stigma negatif lainnya selalu terngiang. Namun ada satu momen di saat aku pasrah keputusan pembimbing. Sebetulnya bukan 100% pasrah, melainkan aku diberi pilihan. Karena tidak tahu mana yang lebih baik untukku, akhirnya aku balik bertanya pada beliau, "Kalau menurut dokter baiknya bagaimana ya?" Dan beliaupun menjawab,

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top