My Invisible World

Mereka hanya tak tahu saja.
Tentang siapa aku sebenarnya.

Sebuah tulisan yang beberapa hari lalu saya post di akun LINE, dengan tujuan menyemangati para panitia Masa Bimbingan Astrocyte 2017, Fornix. Rasanya ingin sekali me-repost di sini, et causa terlalu sayang dan bangga sama adik-adik Fornix. Well, here you are.


Astrocyte (Yun. astron: bintang +kytos: sel) adalah salah satu jenis neuroglia, yang termasuk ke dalam makroglia. Ciri mikroskopisnya; sel tampak berbentuk bintang dan memiliki banyak processus protoplasma yang menjulur.

Honestly, ini salah satu sel favorit saya di antara sel-sel mengagumkan lain di dalam tubuh kita. Dan sekarang, teman-teman Fornix (Kedokteran 2016) tengah menggarap sebuah karya besar yang mereka namai 'Astrocyte'.

Menarik. Saya tidak tahu persis apa alasan mereka memilih nama itu. Yang saya spekulasikan, barangkali alasannya serupa dengan alasan saya menyukai jenis sel tersebut. Yah, barangkali.

Basically, saya suka dengan semua jenis neuroglia (sel glia), atau lebih luasnya, saya suka semua jenis sel pendukung/penyokong. Neuroglia ini memang tidak semasyhur neuron (sel saraf) yang sudah dipopulerkan sejak kita SMP. Padahal, dengan berbagai jenisnya, jumlah neuroglia ini lebih banyak dibandingkan neuron. Pun fungsinya, ada banyak sekali, dengan variasi fungsi pada tiap jenisnya. Lantas mengapa yang disoroti hanya neuron? Makanya masuk kedokteran, biar belajar neuroglia juga wkwk. Gak deng. Neuron memang penting, sekali. Tapi, kalau bahasa romantisnya, apalah arti neuron tanpa neuroglia yang selalu mendampinginya. Cie. Ini yang saya suka. Bahwasanya, setiap peran itu penting. That's it.

Selain itu, kalau dari hasil baca-baca Junqueira (bukan pencitraan ya, wkwk), astrocyte (B. Ind: astrosit) ini fungsinya bisa dikatakan paling banyak di antara neuroglia lain. And I can say that... yes... all of the functions are important.
- Yang pertama, astrosit ini memiliki fungsi sebagai penyangga struktural Sistem Saraf Pusat (SSP).
- Yang kedua, dengan processus-processus yang ia miliki, astrosit membentuk perivascular feet (kaki-kaki yang menjulur ke kapiler darah di SSP). Fungsi dari perivascular feet ini adalah penyalur oksigen dan nutrisi dari kapiler darah ke neuron. Gampangnya, ia jadi semacam abang Go-Jek yang mengantarkan makanan pada kita. Selain itu, perivascular feet ini juga membentuk Blood Brain Barrier (sawar darah otak), yang berfungsi sebagai pengatur zat-zat apa saja yang boleh masuk ke dalam otak.
-Yang ketiga, astrosit sangat berperan dalam ketahanan hidup. Ia mengatur lingkungan ekstrasel, mengabsorbsi kelebihan neurotransmitter, dan menghasilkan zat-zat yang mengatur aktivitas neuron.

Mungkin masih ada beberapa fungsi lain yang belum saya sebutkan. Kesemuanya ini, menjadikan astrosit begitu penting dalam penjagaan neuron. Ia juga begitu penting dalam perkembangan SSP saat embrio dan janin.

Lagi-lagi saya berspekulasi, bahwa dengan dasar fungsi-fungsi penting astrosit inilah, menjadikan teman-teman Fornix menamai karyanya dengan 'Masa Bimbingan Astrocyte', sebuah masa bimbingan (Mabim) untuk adik-adik mahasiswa baru.

Sungguh, ada harapan begitu besar pada Mabim ini, agar ia benar-benar memiliki manfaat bak astrosit; menjadi penyokong adik-adik, menyaring informasi yang bisa masuk ke adik-adik, menjadi penyalur manfaat untuk adik-adik, menjaga ketahanan adik-adik, dan mengembangkan para embrio kedokteran, adik-adik mahasiswa baru.

Intinya, saya percaya, bahwa karya yang telah diupayakan selama kurang lebih 6 bulan (betul?) ini bukanlah suatu main-main saja. Siapa coba, yang rela buang-buang waktu segitu cuma buat main-main wkwk. Saya yakin, di balik segala cucuran keringat dan air mata panitia, ada harapan mulia yang ingin diwujudkan, untuk adik-adik kita Kedokteran 2017.

Maka, terus lakukan apa yang kita yakini benar. Terus lakukan, meski aral melintangi jalan. Dengan tetap menjaga keikhlasan hati dan kemurnian niat, teruslah berjuang, teman-teman Fornix! Karena apa yang kita upayakan ini, tidak akan pernah sia-sia.


—seorang sahabat mikroskop yang sayang Fornix.
#MabimAstrocyte2017