Ketika Tertimpa Musibah, Haruskah Kita Menyerah?


Judul : Hafalan Shalat Delisa
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun terbit : 2005
Jumlah halaman : 248

“Hafalan Shalat Delisa” adalah salah satu karya best seller dari sastrawan kondang Tere Liye. Novel ini sukses membuat namanya yang sudah terkenal menjadi lebih terkenal. Tere Liye adalah seorang laki-laki. Awalnya, dengan nama dan cara uniknya menuliskan kata-kata dalam novel, saya mengira bahwa Tere Liye adalah seorang perempuan. Hampir semua karya Tere Liye mengandung unsur kesedihan, dan dengan hebatnya ia mampu memainkan emosi para pembaca novelnya hingga berurai air mata.
Novel ini menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Delisa yang akan menghadapi ujian hafalan bacaan shalat di sekolahnya. Delisa dengan semangat menghafal semua bacaan shalat, apalagi dengan iming-iming hadiah kalung berliontin huruf D dari Umminya. Pada saat hari ujian, musibah dari Allah pun datang. Tsunami dahsyat menghantam kampung Delisa, dan tentu saja sekolah Delisa yang sedang mengadakan ujian hafalan shalat. Tsunami itu menyebabkan Delisa kehilangan saudara-saudaranya, teman-temannya, salah satu kakinya, dan juga Umminya. Kini Delisa hanya tinggal bersama Abinya. Di dalam kesedihan, mereka mulai membuat ‘hidup’ baru. Delisa, yang dulu belum sempat menyelesaikan ujian hafalan shalat, kini harus menghafal lagi untuk menghadapi ujian hafalan shalat dengan segala keterbatasan yang ia miliki. Akhirnya ia pun berhasil shalat dengan khusyuk. Suatu saat ia berjalan-jalan hingga sampai akhirnya ia melihat sesuatu berkilau terjuntai diantara semak belukar. Sebuah kalung emas berliontin huruf D, tergenggam erat oleh tangan yang kini telah menjadi kerangka putih, tangan Ummi Delisa.
Saya sampai menangis membaca novel ini. Tere Liye dengan hebatnya menuliskan kata-kata yang menyentuh hati. Tokoh Delisa yang nakal tapi baik hati ini diceritakan dengan gaya unik sehingga terasa sangat sederhana tetapi bermakna. Ceritanya pun tidak monoton, sehingga ketika membaca buku ini saya merasa tidak sabar untuk berlanjut ke halaman-halaman berikutnya.
Apabila dibaca oleh orang awam ­yang memiliki sedikit pengetahuan tentang sastra, mungkin novel ini sedikit sulit dipahami. Bahasa yang digunakan Tere Liye kadang terlalu rumit. Saya pun kadang harus mengulang membaca sampai beberapa kali untuk mengerti maksudnya. Namun selebihnya, novel ini benar-benar membuat saya kagum. Sangat direkomendasikan kepada siapa saja untuk membaca, memahami, dan meresapi setiap patah kata dalam novel “Hafalan Shalat Delisa” ini. Novel ini cocok dibaca oleh siapa saja yang membutuhkan pencerahan batin, untuk mengerti apa arti dari keikhlasan yang sesungguhnya.
***

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top